Belajar Mencintai Kesepian

Suatu hari, aku duduk  dibangku sebuah taman,
Membawa sebuah buku berjudul semesta sebelum dunia fahd Djibran salah satu penulis favoritku,
Duduk hanya bertamu angin dan daun kering,
Menulis sepucuk surat untuk duniaku saat ini setelah aku terlahir,
Wahai anak langit, lagi-lagi proses penempaanmu belum selesai janganlah kau menyerah,karena di semesta sebelum dunia kau adalah pasngeran  langit yang kuat,
Wahai anak langit, ketika kau meyakini kebenaran  itu jawaban dari kegelisahan-kegelisahanmu maka yakinilah walaupun dirimu terasing dalam kebenaran,
Ketika sang delion itu gugur berjatuhan,begitu juga nanti dirimu,kau akan gugur sebagai pilihanmu,
Wahai anak langit,kau adalah pelukis sekaligus penulis sejarahmu, penderitaan dan ujian ini belum seberapa di depan nanti,
Wahai anak langit,ketika benturan idealismemu menjadi bahan tertawaan,menjadi kegilaan kesendirian,dan beradu dengan mereka yang haus akan dunia tetaplah berpegang pada kebenaran yang kau dan kaummu yakini,
Wahai anak langit,jadilah kau orang-orang yg asing ditengah keramaian keburukan bertumpuk dalam kezaliman sebuah negara,
Dunia akan melayanimu dengan bangga ketika kau tujukan hidupmu untuk kehidupan setelah dunia,
Karena Raja Semesta tahu dan menagih janjimu saat kau berIkrar atas namaNya di dunia sebelum semesta,
Kini pintalah wahai anak langit kepada Raja Semesta tuk menuntunmu dalam keindahan abadi di dunia setelah semesta,
Saat semua menjadi hitam,saat semua menjadi lumpur tetaplah engkau belajar dalam keterasingan
Tetaplah kau belajar mencintai kesepian....
Pulau Tegal,1 April 2014 Dalam lautanNya

Komentar

Postingan Populer