Relung tanpa syaraf
Mencoba tuk lupakan semua, kenyataan pahit masa lalu dan bersama kenangan dosa yang
membuatku sangat menyesalinya sampai aku mati, cinta semu yang dulu datang dan
datang, cinta yang hanya sekedar nafsu belaka, dulu aku begitu menggebu
mengejar cinta itu, karena aku dulu
bodoh, bahkan sangat bodoh, aku tahu itu hanya rangkaian cinta ala remaja,
“virus merah jambu” kalo kata aktivis pergerak dakwah dikampusku, dulu aku lupa
dan lupa mengingatNya mungkin terkadang sampai sekarang, aku tak tahu arah
ketika aku sendirian, aku tidak sanggup, karena jika aku sendiri yang aku
lakukan hanya sampah karena setan itu terlalu banyak dikanan,kiri,depan dan
belakangku, malam ini aku coba tuk melihat kebelakang, apa yg sudah aku lakukan
selama hampir seperempat abad ini, aku merasa belum melakukan apa apa untuk
aku, keluargaku apalagi untuk orang orang disekitarku, terkadang aku masih
merasa menjadi orang yg tidak berguna,
Aku yang dulu masih belum bisa menentukan jati diri yang
tetap, mudah sekali terpengaruh, padahal aku ingin kuat, walau kata teman
temanku aku sekarang berbeda, yaa inilah aku, aku ingin menjadi orang yg
berperinsip, memiliki idealisme sesuai dengan ahlus sunnah, pengikut para Nabi,
tetapi ujian kerap kali menembakku, mungkin Sang Maha Tinggi sedang menguji
kesungguhanku, dan ternyata aku kadang kalah tetapi aku bangun lagi, senjataku
selain usaha nyata adalah doa yg banyak.
Ya Rabb Maha Pembolak balik Hati, kokohkanlah hamba dalam
Agamamu, jadikanlah hamba menjadi orang yg bersyukur, mengingatMu dikala lapang
dan sempit.
Ya Rabb Maha Mulia, muliakanlah hamba yg hina ini dengan
rahmat dan hidayahMu, perbaikilah agama hamba yg menjadi tonggak segala urusan
hamba, perbaikilah akhirat hamba menjadi tempat kembali hamba yang baik,
jadikanlah hidup hamba di dunia sebagai tambahan kebaikan - kebaikan hamba, dan
kematian sebagai istirahat hamba dari keburukan keburukan.
Amien ya Rabbal ‘Alamin.
Pare Kediri,29 Juni 2012, 23. 34 WIB
Komentar
Posting Komentar