Tarian kesendirian
“Menarilah
Sendiriku”
Di awal masa
yang lewati hari-hari
Dan waktu yg
terus bergulir lalui
Tak sanggup
lagi kudaki bukit ini
Ku berhenti
Mata hitammu
selalu menyulut senyum tersipu
Hasrat
terpaku tuk selalu tuk selalu bertemu
Kugenggam
semua kata terselimuti dg asa
Hanya ada
sebuah rasa kini
Dan menarilah hariku di atasa jalan berbatu
Lewati semua sepiku dan sendiriku
Kau tetap indah malamku
Jari jemarimu menyentuh membelai diriku yang ingin bersamamu
Tak pernah
sedikitpun terbesit olehku
Ku ingin
juga waktu berhenti denganmu
Menarilah...
Bait-bait
syair lagu Angsa & Srigala ini membuat suasana hati ini menjadi melankolis
malam ini,menikmati kebersamaan kegelisahan tentang aku,kau dan negri ini. Tak ada
janji yang mengironi memaksaku,karena takdirlah yang membawa nantinya aku
dihadapanmu. Menikmati kesendirian ini bersama anak-anak darah kakakku dan
anak-anak pesisir itu. Haha bukan sendiri lagi itu namanya,tetapi ruaameee
bangedd. Nah tetapi soal cinta itu silih berganti nanti bumi menawarkannya pada
langit. Warna warna pelangi sepertinya saat ini ku lihat hanya ada hitam dan
putih. Bersemilah aku menjadi manusia cahaya di dunia setelah mati.
Malam di
kamar 321,22.22 3/4/2014.
Komentar
Posting Komentar